Rabu, 24 Oktober 2012

Model Proses dalam Pembuatan Software

PROCESS MODEL


     Hi, Bloggersss...... <3
     Pada hari yang sama, yaitu hari Senin, 22 Oktober 2012 kemarin, Pak Sofyan memberikan jam tambahan untuk mata kuliah Rekayasa Perangkat Lunak.
Kami diberikan kesempatan untuk mengunjungi "stand-stand" kelompok-kelompok yang telah dibentuk oleh Pak Sofyan (berhubung saya tidak memiliki kelompok karena harus menjaga stand Expo, jadi saya diberikan tugas yang lain. heheh).
Stand-stand yang ada bukanlah menjual makanan ataupun minuman, namun menjual kata-kata, dimana setiap stand yang saya kunjungi, penjaga stand harus menjelaskan tentang apa yang dibuatnya dan telah ditempelkan di dinding. :p

Prototyping Model
credits : Milgevia's Blog (http://milgevia.blogspot.com/2012/10/model-proses.html)
     Stand yang pertama saya kunjungi ialah stand kelompok Milgevia. Dimana mereka memasang grafik dan separuh ilustrasi komik seperti yang tertera di atas.
Menurut saya, ilustrasi yang mereka buat sangat menarik perhatian saya, apalagi ada gambar orang dengan kumis-kumis yang tidak jelas, dan orang berkacamata dengan dasinya STMIK Kharisma (haha.jayusnya)
credits : http://www.modernanalyst.com/Portals/0/Public%20Uploads%203/Adaptive-Evolutionary-Prototype-Model.jpg
Foto di atas menjelaskan tentang Prototyping Model. Apa itu Prototyping Model?
Prototyping adalah salah satu pendekatan dalam rekayasa perangkat lunak yang secara langsung mendemonstrasikan bagaimana sebuah perangkat lunak atau komponen-komponen perangkat lunak akan bekerja dalam lingkungannya sebelum tahapan konstruksi aktual dilakukan (Howard, 1997).
(sumber : http://beukicot.blogspot.com/2010/09/prototyping-adalah-salah-satu.html)
Setelah saya mendengarkan penjelasan dari penjaga stand (Elwyn Siwadiyanto dan Evelyn), saya mencatat beberapa langkah-langkah serta kelebihan dan kekurangan dari model ini :

  1. Langkah-langkah :
    • Pengumpulan kebutuhan berupa garis besar dari program yang melibatkan pelanggan & creator. Jadi pelanggan memberikan arahan tentang software yang dia inginkan kepada sang creator lalu sang creator pun mencatatnya.
    • Pembuatan perancangan sementara. Dimana sang creator tidak langsung membuat program yang diminta melainkan membuat "lembar biru" dari program tersebut atau dengan kata lain sang creator membuat program sementara yang masih kasar,
    • Evaluasi prototyping. Disini sang  creator menunjukkan "lembar biru" yang dia telah buat kepada pelanggan lalu kemudian diperbarui kembali jika memang ada yang tidak sesuai dengan permintaan pelanggan.
    • Membuat coding system. setelah bertemu dengan pelanggan dan berunding, creator pun membuat coding systemnya
    • Pengujian sistem. Setelah Coding system telah jadi, kemudian sang creator menguji system tersebut di tempatnya untuk mengetahui apakah ada yang error / tidak
    • Evaluasi sistem. Disini sang creator selesai membuat program yang pelanggan mau, dan kemudian diuji kembali
    • Penggunaan sistem. Setelah evaluasi selesai, dan pelanggan juga sudah menyetujui, maka program pun siap digunakan
  2. Kelebihan dari model ini ialah memiliki "lembar biru" untuk diperlihatkan terlebih dahulu kepada pelanggan
  3. Kekurangan dari  model ini ialah karena hanya model ini yang menggunakan lembar biru dalam tahapnya, maka pasti model ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan satu lagi, setelah program telah jadi namun masih ada kesalahan / ketidaksesuaian dengan keinginan pelanggan, maka program ini harus diulang lagi dari awal.
 Incremental Model

merupakan sebuah modul program yang dipecah kemudian dikerjakan dimulai dari yang diprioritaskan.
setelah saya menelusuri, saya dapat menyimpulkan bahwa kelebihan dari model ini ialah bahwa sistem yang telah dibuat bisa diedit kembali. Sedangkan kekurangannya ialah dibuat dalam jangka waktu yang lama ; membutuhkan banyak fasilitas ; coding tidak boleh disertakan lebih dari 20.000 baris.

Spiral Model
sumber : http://accuracyandaesthetics.com/?p=993

Model spiral (spiral model) adalah model proses software yang evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan cara kontrol dan aspek sistematis dari model sekuensial linier. Model ini berpotensi untuk pengembangan versi pertambahan software secara cepat. Model spiral dibagi menjadi sejumlah aktifitas kerangka kerja, disebut juga wilayah tugas, di antara tiga sampai enam wilayah tugas, yaitu : 1. Komunikasi Pelanggan
Tugas – tugas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang efektif di antara pengembangan dan pelanggan.
2. Perencanaan
Tugas – tugas yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sumber – sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yang berhubungan.
3. Analisis Risiko
Tugas – tugas yang dibutuhkan untuk menaksir risiko – risiko, baik manajemen maupun teknis.
4. Perekayasaan
Tugas – tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari aplikasi tersebut.
5. Konstruksi dan Peluncuran
Tugas – tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang (instal) dan memberikan pelayanan kepada pemakai (contohnya pelatihan dan dokumentasi).
6. Evaluasi Pelanggan
Tugas – tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan balik dari pelnggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi software, yang dibuat selama masa perekayasaan, dan diimplementasikan selama masa pemasangan.
Kekurangan model spiral adalah sulitnya untuk meyakinkan konsumen (khusunya dalam situasi kontrak) bahwa pendekatan evolusioner bisa dikontrol. Model spiral memerlukan keahlian penaksiran risiko yang msuk akal , dan sangat bertumpu pada keakhlian ini untuk mencapai keberhasilan. Jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur, pasti akan terjadi masalah. Akhirnya model itu sendiri masih baru dan belum dipergunakan secara luas seperti paradigma sekuensial dan prototipe.
kelebihan dari model ini yaitu dilakukannya proses prototyping untuk setiap tahap dari evolusi produk secara kontinu. Model ini melakukan tahap2 yang sudah sangat baik didefinisikan pada model waterfall dan ditambah dengan iterasi yang menyebabkan model ini lebih realistis untuk merefleksikan dunia nyata
 (sumber : http://phudra.blog.ugm.ac.id/2011/02/20/model-proses-perangkat-lunak/)

Waterfall Model
sumber : http://compsci.ca/blog/educational-flaws-programming-with-the-waterfall-model/

dari  beberapa kelompok, saya hanya sempat datang di 3 stand utama karena stand Waterfall Model sudah dilarang oleh Pak Sofyan untuk dikunjungi karena Pak Sofyan sudah menjelaskan model tersebut minggu lalu (saat saya menjaga stand Expo).
Inti dari blog saya kali ini ialah bahwa yang paling saya pahami adalah Prototyping Model. Selain karena kemarin waktunya kurang cukup untuk mendatangi semua stand, saya juga baru belajar tentang model-model ini. Jadi, saya membutuhkan waktu untuk bisa memahami semuanya.
Selanjutnya, saya pun ditugaskan untuk membuat paper tentang Process Model yang ada. Saya berharap agar saya bisa mengerjakan tugas ini dengan baik sesuai dengan keinginan Pak Sofyan. (Aminnn)

Sekian cuap cuap dari saya. Terimakasih sudah menyempatkan diri untuk membaca Blog saya.
GOD bless :D

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar